728x90

Cara Mudah Menghafal Al Qur`an

Banyak sekali Tips untuk menghafalkan Al Qur an yang telah di tuliskan oleh para ulama, di antaranya :

1. Ikhlas Sebagai Kunci Ilmu dan Pemahaman.

Jadikan maksud dan tujuan kita dalam menghafal sebagai bentuk taqarrub kita kepada Allah SWT. Hadirkan pada diri kita bahwa yang sedang kita baca adalah Kalamullah Azza Wa Jalla. Waspadalah!! Motivasi kita dalam menghafal bukanlah untuk mendapatkan kedudukan di tengah-tengah masyarakat atau untuk mendapatkan penghasilan dunia, upah dan hadiah melainkan karena Allah semata. Allah SWT. Tidak akan menerima amal kecuali amal itu dikerjakan secara ikhlas untuk Nya semata.

2. Menjauhi Kemaksiatan dan Perbuatan Dosa.

Hati yang diselimuti oleh kemaksiatan dan disibukkan dengan serbuan syahwat dunia tidak akan mendapatkan porsi cahaya Al Qur an. Kemaksiatan akan menjadi penghalang dalam menghafal Al Qur an. Ibnu Mubarok r.a. berkata :

Aku lihat dosa –dosa itu akan mematikan hati
Selalu melakukan dosa akan mewariskan kehinaan
Meninggalan dosa merupakan hidupnya hati
Baik bagi dirimu bilamana meninggalkannya.

Dikisahkan, suatu hari Imam Syafi’I r.a. yang memiliki kecepatan dalam menghafal mengadu kepada gurunya Waki’ karena mengalami kelambatan dalam menghafal. Waki’ lalu memberikan obat mujarab yaitu dengan nasihat agar ia meninggalkan perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari setiap penghalang antara dia dan Tuhan. Imam Syafi’I berkata :

Aku mengadu pada guruku (Waki’) atas buruknya hafalanku

Maka diapun memberikan aku nasihat agar aku menjauhi kemaksiatan
Dia memberi tahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan Cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.
Barang siapa memiliki kesungguhan untuk menjauhi kemaksiatan, maka Allah akan membukakan hatinya untuk mengingat-Nya, membimbingnya dalam mentadaburi ayat-ayat KitabNya dan memberikan kemudahan dalam menghafal dan mempelajarinya.

3. Memanfaatkan Masa Kanak-kanak dan Masa Muda

Anak kecil mempunyai banyak waktu luang. Ahnaf Bin Qais meriwayatkan dia pernah mendengar seseorang berkata : “ Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu”
Maka Ahnaf pun berkomentar :
“ Orang dewasa itu lebih pandai akan tetapi hatinya sibuk”
Namun demikian orang yang masa mudanya telah berlalu, jangan sampai merasa tidak memilki kesempatan dan merasa lemah dalam menghafal. Sebabnya bila dia kosongkan hatinya dari segala kesibukan dan kegundahan, maka dia akan mendapatkan kemudahan dalam menghafalkan Al Qur an. Allah Ta’ala Berfirman :

“ Dan sesungguhyatelah kami mudahkan Al Qur an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al Qomar :54)

Ketika seseorang beranjak dewasa penglihatannya akan melemah. Terkadang ia tidak mampu membaca Al Qur an dari mushaf. Saat dewasa itulah dia akan mendapatkan yang telah dihafalkannya. Simpanan hafalan dalam dadanya itu akan dibaca dan dinikmat dalam tahajjudnya. Jika dia tidak mengingat sedikitpun yang telah di hafalnya, maka betapa besar penyesalannya.

4. Memanfaatkan Waktu Giat dan Senggang

Tidak layak menghafal waktu lelah dan membosankan, atau ketika pikran sibuk dengan suatu perkara, karena semua itu akan menghalangi konsentrasi dalam menghafal. Pilihlah waktu giat dan keadaan pikiran sedang tenang. Alangkah baik menghafal dilakukan setelah shalat fajar (Shubuh), karena lebih banyak manfaatnya, terlebih bagi orang yang tidur malam lebih awal.
Menggunakan waktu-waktu giat sangat penting. Kita harus mengetahui kapan dri kita bangkit untuk bekerja dan kapan beristirahat.

“ Bila datang kesempatanmu maka pergunakanlah ia sebaik-baiknya”

“ Karena akhir setiap yang bergerak adalah ketenangan”
“ Jangan kamu lalai melakukan kebaikan saat ada kesempatan”
“ Karena kamu tidak tahu kapan ketenangan (kesempatan) itu akan kembali.”

Diantara keindahan lantunan bait syair imam Syafi’i agar kita menggunakan kesempatan untuk bergegas melakukan ketaatan adalah :

“ Bila orang-orang yang mulai terlelap tidur, akupun menangis”
“ Dan aku lantunkan diantara bait syair yang terindah”
“ Bukankah kerugian itu adalah malam-malam yang berlalu?”
“ Berlalu tanpa di lalui dengan menuntut ilmu dan akan dihisab umurku?”

5. Memilih Tempat Yang Tepat

Jauhi tempat-tempat bising dan keramaian agar kita dapat berkonsentrasi. Sebaik-baik tempat untuk menghafal Al Qur anul Kariim adalah Masjid. Agar mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

6. Memotivasi Diri dan Tekad yang Benar

Keinginan yang kuat dan dan benar akan membawa pengaruh yang besar dalam menguatkan, memudahkan dan berkonsentrasi dalam menghafal. Orang yang menghafal di bawah pengaruh tekanan kedua orang tuanya atau gurunya, tanpa timbul motivasi dari dalam dirinya sendiri, maka hal itu tidak akan berlangsung lama dan pasti akan mengalami masa future (lemah semangat)yang berat.
Motivasi diri dan tekad yang benar akan bertambah dengan adanya penyemangat yang berkesinambungan, penjelasan tentang ganjaran dan kedudukan yang mulia bagi para penghafal Al Qur anul Kariim dan majelis Al Qur an serta adanya pengobaran semangat berlomba dalam halaqah Qur an, rumah atau sekolah.
Tekad yang benar dengan sendirinya akan menghilangkan bisikan-bisikan setan. Nafsu ammarah (jiwa penyuruh keburukan) pun akan sirna. Imam Ibnu Rajab Al Hanbali r. a berkata:

“ Barang siapa memilik tekad yang benar, maka setan akan berputus asa darinya, dan bila mana seorang hamba tidak teguh pendiriannya, maka setan akan selalu mengganggunya dan menjanjikan angan-angan yang terlalu jauh.”

Imam Ibnu Al Jauzi r.a. bercerita tentang dirinya :

“ Aku pernah merasakan manisnya dalam menuntut ilmu, aku pun menjumpai berbagai ujian yang menurutku lebih manis daripada madu dikarenakan aku memnginginkan apa yang aku harapkan.”


7. Mengfungsikan Semua Indera

Kemampuan satu orang dengan lainnya pasti berbeda, apalagi dalam menghafal Al Qur an,. Namun, menggunakan semua panca indera secara optimal akan memberikan kemudah untuk menyimpan hafalan secara baik dalam ingatan.
Dalam proses menghafal Al Qur an ini, hendaknya kita dapat mengfungsikan indera penglihatan, pendengaran dan ucapan. Setiap indera kita memiliki jalan yang akan menyampaikannya kepada otak. Apabila cara yang dilakukan beraneka ragam maka akan menghasilkan hafalan yang kuat dan mantap.
Kita bisa memulainya dnegan membaca ayat yang akan kita hafal secara jahriyah (bersuara). Kita harus melihat dengan teliti halaman yang kita baca, serta mengulang-ulangnya sampai halaman mushaf terekam dalam ingatan. Hendaknya pendengaran kita gunakan dalam membaca sehingga terasa nyaman, khususnya jika kita membacanya dengan suara yang indah.
Hindari cara-cara menghafal yang keliru, misalnya melihat mushaf dengan tidak bersuara, mendengarkan kaset Al Qur an tanpa melihat mushaf atau emrasa cukup dengan bacaan yang pelan.

8. Menggunakan Satu Cetakan Mushaf


Pilihlah cetakan mushaf huffadz, yaitu mushaf yang tiap awal halamannya di awali ayat baru dan di halaman itu pula berakhir ayat sesudahnya. Ini akan memberikan pengaruh cukup besar kepada kita dalam memberikan gambaran bentuk dan letak halaman dalam ingatan. Juga kita akan kembali terfokus ketika melakukan murojaah (mengulang hafalan).

Bila cetakan mushaf yang digunakan berubah-ubah, maka akan memberikan gambaran yang berbeda dalam ingatan. Kita tidak akan dapat konsentrasi sehingga membubarkan hafalan yang ada.
Jangan lupa untuk menggunakan mushaf saku atau mushaf yang di cetak per juz yang selaras dengan cetakan mushaf yang digunakan selama ini. Jadikan mushaf saku itu selalu bersama kita, dimana pun kita berada. Dengan mushaf tersebut kita dapat segera memanfaatkan waktu yang ada untuk hafalan baru atau mengulang hafalan yang ada.

9. Bacaan Yang Baik dan Benar
Sebelum menghafal kita harus membenahi bacaan terlebih dahulu dengan merujuk kepada salah seorang guru yang memiliki bacaan yang baik dan benar. Bisa juga dengan mendengarkan potongan surat / ayat yang akan kita hafal dengan suara salah seorang qori’ dari mp3 atau sejenisnya.

Bacaan yang baik dan benar itu diperlukan agar kita tidak jatuh pada kesalahan dalam menghafal. Jika dalam proses menghafal kita salah membaca, maka kita akan mendapatkan kesulitan dalam memperbaikinya setelah melekat dalam ingatan.

Imam Munada r.a berkata :

“Ketahuilah bahwa menghafal itu ada beberapa cara, diantaranya adalah sesorang dapat membaca dihadapan orang yang lebih baik hafalannya, karena orang yang baik hafalannya lebih peka terhadap kesalahan orang yang membaca dihadapannya dibandingkan si pembaca tersebut terhadap kesalahannya sendiri saat membaca hafalan.”


Dengan demikian kita harus berusaha untuk ikut talaqqi Al Qur an secara musyafahah (berhadapan lansung) dengan para penghafal Al Qur an tau para syaikh yang baik bacaannya agar nantinya kita akan terhindar dari kesalahan dalam membaca.

Guru-guru Al Qur an tentu akan sangat memperhatikan perbaikan bacaan ayat-ayat yang akan dihafal oleh para muridnya. Mereka juga akan selalu membimbing muridnya untuk memperbaiki kata-kata yang sering salah baca, yaitu dengan menugasi mereka agar mengulang hafalannya di depan kawan-kawan untuk menghindari berbagai kesalahan di saat menghafal.

10. Hafalan yang Saling Berikatan

Jangan lupa!! Hafalan kita harus saling berikatan. Setiap kali kita menghafal satu ayat dengan baik, hendaknya kita mengulanginya dengan kembali membaca ayat sebelumnya yang telah kita hafal, setelah itu barulah pindah ke ayat-ayat berikutnya.
Usahakan, setelah kita menyelesaikan hafalan surat tertentu, jangan dulu beranjak ke surat lainnya, sebelum kita yakin ayat-ayat yang telah kita hafalkan sudah benar-benar melekat di memori kita.

11. Memahami Makna Ayat Yang Dihafal

Diantara hal yang dapat membantu mengikat ayat-ayat yang dihafal dan memudahkan dalam proses menghafal adalah sesekali merujuk kepada beberapa kitab tafsir yang disusun secara ringkas, hal itu agar kita dapat memahami ayat-ayat tersebut walaupun secara global.
Tentunya hal itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah menguasai bahasa arab dengan baik. Tapi bagi mereka yang belum menguasainya, bisa juga menggunakan mushaf terjemahan. Pemahaman makna ayat / surat akan banyak membantu kita dalam menghafal.

12. Hafalan Yang Baik ; Jangan Tergesa-gesa

Ketika kita ingin memulai menghafal Al Qur An, usahakan jangan tergesa-gesa ingin cepat hafal ayat / surat yang hanya baru satu atau dua kali kita baca. Hafalan yang baik akan didapatkan dengan cara membaca berulang kali ayat-ayat yang akan kita hafal. Paling tidak kita dapat membacanya minimal 7 kali. Setelah kita merasakan ayat-ayat yang baru saja kita baca tadi telah melekat dalam memori kita, barulah kita boleh pindah ke ayat berikutnya.
Banyak santri atau orang yang sedang menghafalkan Al Qur an, setelah membaca 2 sampai 3 kali ayat yang akan dihafalnya, mereka sudah hafal. Setelah itu ia pun mencoba pindah ke ayat berikutnya karena ingin segera menghafal ayat lain. Mungkin hal itu terjadi karena ada persaingan, para santri pun berlomba atau sang guru membebaninya dengan hafalan-hafalan dan target-target yang memberatkan.

Hal demikian sebenarnya tidak dapat dibenarkan dalam proses menghafal Al Qur an yang baik. Cara menghafal demikian tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan. Menghafal sedikit-sedikit lebih baik daripada banyak tapi terputus. Menghafal dengan tergesa-gesa akan mengakibatkan cepat lupa. Terkadang yang menjadi penyebab fenomena tersebut adalah merasa puas dengan dirinya dan terpedaya akan hal itu, merasa cukup dengan membaca beberapa kali ayat/surat yang akan dihafal.


13. Memiliki Bacaan Yang Berkesinambungan

Hendaknya kita segera membca Al Qur an ketika kesempatan itu datang, sering membaca Al Qur an akan mempermudah dan melekatkan hafalan dalam memori kita. Bacaan yang banyak itu termasuk di antara metode yang paling mendasar dan mengulang-ulang hafalan. Ayat / surat yang banyak kit abaca dan perdengarkan kepada orang lain, akan dapat membantu kita dalam menghafal dan kita tidak perlu lagi bersusah payah menghafalnya. Saat menghafal ketika kita samapa ayat-ayat yang sering dibaca itu maka kita akan melaluinya dengan mudah. Contoh; surat Yaasin, Al Waqi’ah, mulk dan ayat-ayat terakhir dari surat Al Furqon terlebih lagi surat-surat dalam juz ‘amma dan ayat terakhir dalam surat al Baqarah yang sering dibaca banyak orang akan lebih mudah kita hafal karena sering membaca dan mendengarnya dari orang lain. Dari sini akan terdapat perbedaan yang amat mencolok antara orang yang memiliki wirid A l Qur an dengan yang tidak memilikinya. Bial kita terbiasa membaca Al Qur an setiap hari secara berkesinambungan dan dengan target tertentu, kita akan dapat menghafal Al Qur an dengan mudah. Kita akan sering dapati ayat / surat yang akan kita hafal seakan-akan sudah pernah kita hafal. Kita akan sulit menghafal jika kita jarang atau sedikit membaca Al Qur an dan tidak memiliki target tertentu setiap harinya.

Jangan lupa!!! Membaca Al Qur an itu ibadah dan bentuk taqarrub kepada Allah SWT. Setiap ayat yang kita baca bernilai satu pahala yang dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat.


14. Kuatkan Hafalan Dalam Sholat

Banyak membaca surat-surat yang pernah kita hafal akan dapat menguatkan dan melekatkan hafalan dalam memori, khususnya dalam sholat. Oleh karenanya, hendaknya kita bersungguh-sungguh mengulang –ulang hafalan dengan membacanya di dalam sholat. Kita dapat melakukan hal itu dalam sholat tahajjud beberapa roka’at. RasulAllah S.AW. sebagai qudwah dan pemberi kabar gembira telah mengajarkan cara demikian.

15. Menghafal Sendiri Sedikit Manfaatnya

Barangkali ada kebiasaan buruk pada diri kita yaitu suka menunda pekerjaan , mengatakan “nanti” setiap kali terlintas pada diri kita untuk segera menghafal. Saat kesibukan menghadang kita pun menundanya. Lebih buruk lagi tekad kita akan cepat melemah.
Karenanya, hindari menghafal sendirian, menghafallah bersama-sama seorang kawan, dengan begitu kita pun akan membuat perencanaan dan satu sama lain akan saling membantu, saling berlomba satu sama lain dan saling mengingatkan bila terjadi kesalahan dalam membaca dan menghafal.

Betapa banyak peserta halaqah tahfidz Qur an di masjid, musholla, di rumah dsb telah menghafal beberapa juz. Karena kesibukannya mereka tidak dapat menghadiri halaqah-halaqah tersebut, mereka pun mengira dapat menghafal secara individu dan tidak butuh lagi hadir dalam halaqah. Celakanya semangat mereka terlihat melemah dan akhirnya berhenti menghafal.

Yang lebih parah lagi terkadang mereka disibukkan oleh urusan dan pekerjaan yang membuat mereka meninggalkan murojaah hafalan yang lalu mereka hafal. Demikian hari demi hari berlalu dan mereka lupa semua yang pernah mereka hafalkan. Mereka menyia-nyiakan semua yang pernah mereka raih. Menghafal sendiri tanpa bimbingan seorang guru juga akan dihadapkan kesalahan pada saat mengucapkan ayat-ayat Al Qur an, memang tanpa disadari, kesalahan itu akan terus berlangsung dalam tempo yang lama. Namun ketika mereka memperdengarkan hafalannya di hadapan peserta lainnya atau dihadapan gurunya, maka kesalahan tersebut akan nampak jelas.
Oleh karena itu kita dapat memilih dan mengajak beberapa teman, peserta halaqah tahfidz atau saudara yang kita cintai karena Allah SWT. Untuk sama-sama menghafal Al Qur an, kita saling mengoreksi dan melakukan murojaah hafalan.

16. Teliti Dalam Membaca Ayat-Ayat Yang Mirip

Penting sekali memperhatikan ayat-ayat yang mirip pada beberapa lafadz dan membandingkan letak kemiripannya. Bagus sekali, jika kita menghafal kita menulis ayat-ayat yang mirip, dengan harapan agar kita dapat menghadirkan letak ayat yang mirip saat murojaah. Kalau kita amati, sebagian peserta halaqat tahfidz tidak memperhatikan letak ayat-ayat yang mirip. Mereka pun mengalami kesalahan saat tasmi’ (memperdengarkan hafalan). Kemiripan satu ayat dengan ayat lainnya akan dapat mengganggu konsentrasi.
Tanpa kita sadari, bisa jadi mereka akan pindah ke surat berikutnya. Terkadang saat Tasmi’ kita akan nyasar dan berpindah ke ayat atau surat lainnya karena ada beberapa ayat yang mirip.
Oleh karena itu, kita harus lebih focus pada ayat-ayat yang mirip, mengamatinya, dan ada perhatian lebih terhadapnya. Perhatikan ungkapan salah seorang ulama:

“Sesungguhnya mengenal letak ayat yang mirip akan memberikan kemudahan dalam menguatkan hafalan seorang penghafal dan melatih peserta halaqat tahfidz. Ada satu kelompok qurro’ (para qorri’/ahli qiroat)yang menulis jenis ini dan mereka menjulukinya dengan sebutan Al Mutasyabih sebagai jawaban dari buruknya hafalan.”

Mudah-mudahan tips menghafal di atas dapat membantu kita dalam menghafal kalamullah. Amiin. Wallahu a’lam bishshowab.
Previous
Next Post »